Sinbiotik Sebagai Alternatif Antibiotik

Mengapa Menno memilih masalah ini untuk diselesaikan?

1. Penyakit yang menginfeksi ikan dan udang menyebabkan kerugian ekonomi sebesar Rp 5,2 triliun per tahun pada industri akuakultur Indonesia.
(A M Lusiastuti et al. 2016).

2. Biaya pakan ikan dan udang masih mendominasi 60-70% dari total operasional bisnis dalam industri akuakultur (KKP 2023).

3. Menurut data FAO, residu antibiotik menyebabkan 28% penolakan produk impor akuakultur di Uni Eropa dan 20% di AS. Vietnam, Tiongkok, Thailand, Bangladesh, dan Indonesia sebagai negara-negara yang produk akuakulturnya paling sering ditolak karena alasan ini (FAO 2024).

4. Penggunaan antibiotik oleh peternak ikan dan udang di Indonesia mencapai 8,6% dari konsumsi global, peringkat ketiga di dunia, dan diproyeksikan meningkat menjadi 10,1% pada tahun 2030 (Schar D et al. 2020).

5. Sebanyak 1,3 juta orang meninggal langsung akibat resistensi antimikroba, dan 5 juta orang meninggal terkait kondisi ini. Resistensi antimikroba membuat penyakit infeksi lebih sulit diobati, disebabkan oleh konsumsi antibiotik yang tidak terkontrol atau tidak sesuai anjuran. Antibiotik dari ikan dan udang juga dapat masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi (Murray CJL et al. 2022).

Bagaimana Menno menyelesaikan masalah tersebut?

1. Meningkatkan kesehatan ikan dan udang dengan mencegah penyakit melalui penghambatan bakteri jahat dan memperbanyak bakteri baik di usus, menggunakan bakteri baik dan bahan alami yang tersedia di Indonesia (Mohammad et al. 2024).

2. Meningkatkan kesehatan ikan dan udang dapat meningkatkan biomassa panen dan mempercepat pertumbuhan, sehingga menguntungkan secara ekonomi  (Esti et al. 2022).

3. Pertumbuhan yang lebih cepat menurunkan FCR (Feed Conversion Ratio), sehingga penggunaan pakan menjadi lebih efisien dengan memanfaatkan protein sparring effect. Protein sparring effect adalah kondisi tubuh ikan dan udang dalam mengurangi peranan protein sebagai sumber energi, dengan cara meningkatkan pemanfaatan karbohidrat dan lemak pada pakan sebagai sumber energi. Mekanisme tersebut juga mampu meningkatkan PER (Protein Efficiency Ratio) (Thirunavukkarasar et al. 2022).

Apa riset dan inovasi yang akan dikembangkan oleh Menno?

Mengembangkan sinbiotik SuperBooster untuk benih ikan dan udang sebagai alternatif antibiotik, mengombinasikan bakteri baik (probiotik) dan makanan bakteri (prebiotik).

Hasil Penelitian Sampai Saat Ini

Kombinasi Prebiotik dan Probiotik Berhasil

Uji coba pada benih ikan gurami dengan kombinasi prebiotik dan probiotik yang dipilih oleh tim Menno berhasil, dapat menjadi alternatif dari antibiotik.

Biomassa Ikan Meningkat Sampai 21 Kali Lipat

Sinbiotik mampu meningkatkan biomassa akhir benih ikan antara 12-21 kali lipat selama 2 bulan dari kontrol.

FCR (Feed Conversion Ratio) Turun Hingga 1,21

Penggunaan pakan lebih efisien pada benih ikan gurami, karena FCR turun sampai 1,21 dibandingkan kontrol 1,91.

Roadmap

2022

Uji Coba Dua Prebiotik Berbeda Secara Terpisah

Penelitian skala lab dilakukan untuk mencari prebiotik terbaik dengan kombinasi probiotik pada benih ikan.

Tentatif

Uji Coba Kombinasi Dua Prebiotik

Pengujian lanjutan kombinasi dua prebiotik skala lab akan dilakukan karena pada penelitian sebelumnya berhasil dilakukan.

Tentatif

Uji Tantang Bakteri

Melihat kinerja sinbiotik pada benih ikan terhadap infeksi bakteri perlu dilakukan agar dapat diketahui performa dan efektivitasnya pada skala lab.

Tentatif

Uji Lapang

Pengujian di lapang adalah suatu hal yang wajib dilakukan untuk melihat kinerja sinbiotik pada benih ikan terhadap kondisi nyata di alam.

Tentatif

Sertifikasi

Jika hasil pengujian lapang positif, dapat dilanjutkan ke tahap produksi dan komersialisasi.

Tentatif

Produksi dan Komersialisasi

Jika sinbiotik SuperBooster lolos sertifikasi maka dapat diteruskan untuk produksi dan komersialisasi.

Tertarik dengan riset dan inovasi kami?

Kerja Sama Bersama Kami Mengembangkan SuperBooster

Scroll to Top